Minggu, 23 Januari 2011


                         HNP ( HERNIASI NUKLEUS PULPOSUS)edition 1

Nukleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigelatin nukleus ini mengandung berkas – berkas serabut kologen, sel – sel jaringan penyambung dan sel – sel tulang rawan.




Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian anulus tibrosus, nukleus pulposus dan lempeng kartilego, anuleus fibrosus merupakan cincin yang liat dan tersusun tas 10 sampai 12 lap jaringan ikat yang konsintrik dan tebrobartilago, dibagian anterior diperkuat oleh irgomentum longitudinalis anterior di posterior oleh ligomenium longitudinalis posteior.


Nukleus purposus terletak pada posisi eksentrik pada arah posterior, 10 merupas sisa notokhord yang tersusunoleh suatu bentuk kartilago yang lebih lunak. Pada anak kosistensinya semi lifurd agak cair dan bertambah padat, tiap diskus intervertebra lumbal menempel pada borpusvertebra atas da bawah di atas dan bawah di dibatasi oleh suatu lempeng kartilogo nialin yang tipis (lempeng ini tidak berosifikasi dengan segmen korpus vertebra) strutur yang melingkari kanalis spinalis posteior di bentuk oleh dua pedikel, dua lamina dan prosesus spirosus arkus lamina antar tulang belakang dihubungkan oleh suatu ligomen kuning yang palstik yang dinamakan sebagai ligomentum flavum. Bagian kaudal dari sumsum tulang belakang konus medularis, terlihat mulai dari level vertibra L – 1 ke bawah dan berakhis sebagai peta tipis yang dinamakan sebagai filum terminal, kanalis spinalis daerah lumbal juga mengandung akar – akar sarat motorik dn sensorik kumbal maupun sakral yang tampil yang di dalam kantung durameter arakhnoid yang berbentuk silindris dan berisi liquor.


Pada sisi kiri dan kanan tiap level spinal ada akar sarat yang mengandung komponen sensorik dan motorik, yang keluar dari kantong durameter sarat serabut berjalan pada bagian lateral kantong dura sepanjang kira – kira 2,5 cm (1 inci) , sebagai ilustrasi adalah akar sarat L – 5 akan keluar dari spinalis melalui faramin intervetebralis Ls – S1 (lipat di bagian kaudal pedikel Ls)


Patofisiologi :
Kolumna vertibralis tersusun seperangkat sendi antar
Korpus vertibra


Ligomentum longitudinal dan distus intervetibralis menghubungkan
Korpus vertibrae yang berdekatan


Diantara korpus vertebrae mulai dari bertibrae servikalis kedua
Sampai vertibra sakralis tapi diskus intervertibralis (membentuk sendi
Tibrokartilago yang lentur antara korpos vertibra)


Diskus intervertebralis terdiri 2 bagian :
1. Nukleus pulposus
Bagian tengah diskus yang bersifat semi gelatin nukleus ini mengandung berkas – berkas serabut kolagen sel – sel jaringan penyambung dan sel – sel tulang rawan
Berfungsi: - Sebagai peredam benturan antara korpus vertebra yang berdekatan
- Pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh darah
2. Anulus Fibrosus
Terdiri atas cincin – cincin fibrosa konsentrik yang mengelilingi nukleus pulposus
Befungsi : - Memungkinkan gerakan antara kopus bertebra (disebabkan oleh struktur spinal dan serabut – serabut untuk menopang nukleus pulposus meredam benturan


Kandungan air diskus ber < bersamaan dengan bertambah dengan bertambahnya usia (dari 90% pada masa bayi menjadi 70% pada orang lanjut usia) serabut – serabut menjadi kasar dan mengalami hialinisasi


Terjadi perubahan kearah bornia nukleus pulposus melalui anulus


Menekan radiks syaraf spinal
Daerah yang paling mungkin terjadi pada bagian kolumna vertebralis perbatasan kumbosakral dan cervikofurakal (terjadi peralihan segmen yang lebih mobs ke yang kurang moil)


Truma / stress fisik


Ruptur diskus


Terjadi pemisahan lempeng tulang rawan dari korpus vertebrae yang berdekatan


Bagian lempeng tulang rawan yang terlepas berpindah ke arah posteror


Nukleus pulposus melejit melalui serabut – serabut anulus yang robek


Jepitan syarat akan menampilan gejala dan benda yang sama dengan distribusi persyaratannya


HNP di bagi menjadi tiga
1. HNP lumbal
2. HNP servikal
3. Spondilitis sirvikal


HNP LUMBAL


Pada bagian lumbal, 95% herniasi diskus terjadi pada L5 – S1 atau L4 – 5 kira – kira 4 % terjadi pada L3 – 4 dan hanya 1% pada L2 – 3 dan L1 – 2


GEJALA KLINIS
1. Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun) nyeri menjalar sesuai dengan distribusai saraf skhiatik
2. Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantra + menjalar ke bagian belakang lutut, kemudian ketungkai bawah
3. Nyeri bertambah hebat karna pencetus seperti gerakan – gerakan pinggang batuk atau mengedan, berdiri atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan nyeri berkurang bila di buat istirahat berbaring.
4. Penderita sering mengeluh kesemutan (parosthesia) atau baal bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persyaratan yang trlibat.
5. Nyeri bertambah bila ditekan daerah L5 S1 (garis antar dua krista liraka)


PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1. X – Foto lumbosakral
- Tidak banyak didapatkan kelainan
- Kadang – kadang didapatkan artrosis, menunjang tanda – tanda devormutas vertebrap
- Penyempitan diskus intervertibralis
- Untuk menentukan kemungkinan di nyeri krena sponilitis, nroplasma, infeksi progen
2. Liquor Serebrospinal
- biasanya normal
- Jika didapatkan blok akan terjadi prot, indikasi operasi
- Liquor serebrospinal biasanya normal
3. EMG
- Terlihat potensial kecil (fibrolasi) didaerah radiks yang terganggu
- Conduction vilocity menurun
4. Iskografi
Pemeriksaan diskus dengan menggunakan kontras untuk melihat berapa besar daerah diskus yang keluar di kanalis vertebralis


FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBAB TIMBULNYA HNP
1. Aliran darah ke diskus berkurang
2. Beban yang berat
3. Ligamentum longitudinalis post menyempit


TERAPI
1. Pertama diobati secara konservatif selama 2 minggu pertama yang mencangkup istirahat (yang idial adalah istirahat baring dengan alat yang datar dan keras) pemberian obat analgesik dan relaksan serta fisioterapi berupa pemanasan daerah yang nyeri, bila sudah bisa berdiri dianjurkan untuk memakai korsel selama beberapa minggu atau hari, bila nyeri sudah hilang diberikan latihan lumbosakral mengangkat beban duduk, berdiri dan sebagainya
2. Terapi operastif diberikan bila pengobatan konservatif tidak memulihkan gejala adanya gejala gangguan spingter.
Penderita protusia biasanya dilakukan disektomi, herniasi diskus posterolateral dilakukan tindakan hemilaminektomi persial pada sisi dan level diskus, evakuasi matrial diskus yang mengalami berniasi, berniasi tragmen bebas bila mengalami mierasi bernilai seniral dilakukan laminektomi bilateral biasanya perlu dirawat 4 – 6 minggu cara lain yang lebih populer pengangkatan diskus dengan teropong silider kecil dan panjang dimasukan lewat tusukan kulit kemudian via otot – otot paraveribra disebut disektomi perkutonius.

Demikian sekilas info mengenai HNP semoga bisa bermanfaat JaVa InFo

Sumber :
1. Bedah syaraf Dr L Djoko Listiono
2. Patofisologi Buku 2 edisi 4 sylvia A – price lorraine M Nilson
3. Neorology klinik Prof. Dr. dr. B. Chandra







Tidak ada komentar:

Posting Komentar