Selasa, 04 Januari 2011


PENCEGAHAN  PENYAKIT JANTUNG KORONER
                                      JaVa InFo


             Penyakit jantung koroner. Tulisan ini merupakan kelanjutan dari topik tersebut dengan memberikan penekanan yang lebih dalam tentang upaya pencegahan, khususnya tentang kolesterol dan trigliserid, sebagai salah satu faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner.
            Sama seperti untuk bahan tulisan bulan lalu tentang penyakit jantung koroner, saya juga meminta bantuan sejawat dokter ahli penyakit jantung dalam menyusun tulisan ini. Saya akan berusaha menggunakan bahasa yang seawam mungkin dalam menjelaskan beberapa bagian topik tulisan ini, khususnya tentang kolesterol dan trigliserid, yang memang agak sukar dipahami oleh masyarakat awam.




Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner
 Penyakit jantung koroner adalah sekelompok penyakit jantung yang disebabkan oleh aterosklerosis, yang pada gilirannya mengakibatkan gangguan aliran darah arteri ke dalam sel-sel otot dinding jantung.
Aterosklerosis adalah suatu keadaan di mana bercak-bercak kolesterol menempel dan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah arteri. Bercak-bercak kolesterol tersebut menyebabkan dinding arteri mengeras dan kaku, serta mengakibatkan lubang arteri menyempit atau bahkan tersumbat sama sekali.
Beberapa faktor yang telah diketahui meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami aterosklerosis adalah:
(1) penyakit kencing manis,
(2) jenis kelamin laki-laki,
(3) riwayat aterosklerosis pada usia dini yang diderita oleh anggota keluarga lain,
(4) merokok,
(5) tekanan darah tinggi (hipertensi),
(6) kadar lemak yang tinggi (kolesterol, LDL dan trigliserid) serta kolesterol HDL yang rendah,
(7) jarang berolah raga.
Dari tujuh faktor resiko aterosklerosis yang telah disebutkan di atas, hanya dua yang tidak dapat diubah, yaitu resiko nomer (2) jenis kelamin laki-laki dan nomer (3) adanya anggota keluarga lain yang juga menderita aterosklerosis. Ini berarti bahwa sebagian besar (5 faktor resiko) lainnya dapat diubah untuk mencegah terjadinya ateroskelrosis.
Kencing manis dan hipertensi (faktor resiko nomer 1 & 5) merupakan faktor resiko aterosklerosis yang dapat dikendalikan dengan cara taat menjalani program pengobatan yang diberikan. Merokok (faktor resiko nomer 4) juga merupakan  faktor resiko yang dapat diubah karena dapat dihentikan. Berhenti merokok memberikan pengaruh yang sangat bermakna untuk menurunkan resiko aterosklerosis. Sementara faktor resiko nomer 7, yang menjadi gaya hidup cukup banyak orang, dapat dihilangkan dengan mulai memilih dan melakukan olah raga yang disenangi.
Untuk faktor resiko nomer 6, yaitu kadar lemak (kolesterol dan trigliserid) di dalam darah yang tidak normal seringkali diabaikan dan dianggap tidak berbahaya oleh banyak orang. Sebagian besar masyarakat (dan bahkan sejumlah dokter) lebih sibuk menghubungkan kadar kolesterol dan trigliserid dengan keluhan nyeri sendi yang biasanya disebabkan oleh pengapuran sendi dan bukan oleh kadar lemak yang tidak normal.
Kadar kolesterol dan trigliserid yang tidak normal tidak pernah menyebabkan nyeri sendi di manapun. Yang benar adalah bahwa kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis, namun dapat diobati dengan terapi yang tepat.



Lemak
            Lemak merupakan senyawa penting penyusun tubuh manusia. Kadar lemak di dalam tubuh lazim diukur dalam bentuk kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid di dalam darah.

Kolesterol
            Kolesterol adalah lemak yang sangat penting bagi tubuh manusia, karena menjadi salah satu bahan penyusun utama dinding sel (tubuh kita tersusun atas milyaran sel). Kolesterol juga terdapat di dalam darah. Sumber utama kolesterol adalah dari makanan dan hasil produksi organ hati. Jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol adalah daging, unggas, ikan laut, jerohan dan minyak kelapa/kelapa sawit.
Agar dapat larut di dalam darah (lemak tidak dapat larut di alam air/darah) maka kolesterol dibungkus oleh protein khusus yang disebut lipoprotein. Paduan kolesterol dan lipoprotein ini disebut kilomikron.
Ada dua jenis protein pembungkus kolesterol, yaitu low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL). Koleterol yang bergabung dengan LDL disebut kolesterol LDL, sementara yang dibungkus oleh HDL dikenal sebagai kolesterol HDL.
            Kolesterol LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat” karena protein LDL yang membungkus kolesterol menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi timbunan bercak-bercak kolesterol pada dinding arteri (suatu keadaan yang disebut aterosklerosis yang menyebabkan penyakit jantung koroner).
            Sebaliknya, kolesterol HDL lazim dikenal sebagai “kolesterol baik” karena protein HDL yang menyelimuti kolesterol justru dapat mencegah terjadinya aterosklerosis dengan jalan mengambil dan melepaskan kolesterol dari dinding pembuluh darah arteri dan mengirimkan kolesterol tersebut ke dalam hati, untuk kemudian dibuang ke dalam cairan empedu.
            Oleh karena itu, kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dalam keadaan normal, kadar kolesterol LDL seharusnya rendah, sedangkan kadar kolesterol HDL semestinya justru diharapkan tinggi. Atau jika dibandingkan, yaitu bila kadar kolesterol LDL dibagi dengan kadar kolesterol HDL, angka yang diperoleh harus kurang dari 4.
            Jika angka hasil bagi kadar kolesterol LDL dengan HDL di atas 4, maka resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner meningkat. Apabila kurang dari 4 (sangat bangus jika angka hasil baginya 2 atau 3), maka resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner rendah.
            Oleh karena itu, menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam pencegahan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.



Menurunkan Kadar Kolesterol LDL
            Ada empat penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol LDL:
(1) gangguan metabolisme tubuh,
(2) asupan makanan tinggi kolesterol,
(3) kelebihan berat badan, serta 
(4) kurang berolah raga.
Penyebab nomer (1) tidak dapat diubah karena berkaitan dengan gangguan metabolisme secara umum, seperti yang lazim dialami oleh pengidap kencing manis, atau gangguan metabolisme yang bersifat keturunan.
            Oleh karena itu, kadar kolesterol LDL dapat diturunkan dengan
(1) mengurangi makanan yang tinggi kolesterol, seperti minyak goreng (kecuali minyak zaitun), daging, unggas, makanan laut, dan jerohan;
(2) berolah raga secara teratur, khususnya yang berifat aerobik, seperti jalan, jogging, renang, senam aerobik dan bersepeda;
(3) menurunkan berat badan bagi yang berlebihan.
            Apabila ketiga usaha tersebut tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL, maka perlu diberikan obat untuk menurunkannya. Ada berbagai macam golongan obat dan merk dagang obat anti-kolesterol. Saya menganjurkan para pembaca untuk tidak mengobati diri sendiri jika memiliki kadar kolesterol yang tinggi, tetapi sebaiknya berkonsultasi dengan ahli penyakit dalam atau ahli penyakit jantung agar memperoleh jenis obat yang tepat.
            Batasan kadar kolesterol LDL yang normal berbeda-beda, namun pada umumnya dianggap normal apabila kurang dari 130 mg/dl. Namun demikian, menurut beberapa penelitian, kadar yang optimal untuk mencegah aterosklerosis adalah di bawah 100 mg/dl.

Meningkatkan Kadar Kolesterol HDL
            Kadar kolesterol HDL biasanya rendah pada orang yang merokok, kelebihan berat badan, banyak mengkonsumsi makanan yang manis, jarang berolah raga teratur, dan pengidap kencing manis. Sebaliknya, kadar kolesterol HDL lazim tinggi pada orang yang tidak merokok, berberat badan ideal dan berolah raga secara teratur.
            Kadar kolesterol HDL yang dianggap dapat mencegah terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner adalah di atas 40 mg/dl. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL adalah menurunkan berat badan ke tingkat ideal, berhenti merokok dan berolah raga secara teratur.
            Apabila upaya-upaya tersebut belum berhasil, pemberian obat tertentu dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Lagi, saya menganjurkan para pembaca untuk berkonsultasi dengan dokter ahli penyakit dalam atau jantung untuk mendapatkan jenis obat yang tepat, ketimbang membeli dan mengobati diri sendiri.




Trigliserid
            Sama seperti kolesterol, trigliserid adalah lemak. Agar dapat larut di dalam darah, trigliserid juga dibungkus oleh lipoprotein sama seperti kolesterol.
            Sampai sekarang masih diperdebatkan apakah kadar trigliserid yang tinggi di dalam darah merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Meskipun belum ada kata sepakat, namun banyak ahli berpendapat bahwa trigliserid juga berperan dalam terjadinya aterosklerosis, sekalipun lebih kecil dibanding peran kolesterol LDL.
            Penyebab meningkatkan kadar triglerid adalah faktor keturunan, penyakit kencing manis, kegemukan, merokok dan kurang berolah raga teratur. Oleh karena itu, kadar trigliserid dapat diturunkan dengan cara mengobati kencing manis, menurunkan berat badan, berhenti merokok, berolah raga secara teratur dan mengurangi makanan yang manis.
            Apabila upaya-upaya tersebut gagal menurunkan kadar trigliserid, maka diperlukan pemberian obat. Sekali lagi, saya menganjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli penyakit dalam atau jantung untuk mendapatkan jenis obat yang tepat. Kadar trigliserid yang normal adalah di bawah 150 mg/dl.

Penutup
            Ada banyak faktor resiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Meskipun topik bahasan dalam tulisan ini lebih dititik-beratkan pada pengendalian kadar lemak dalam darah, upaya pencegahan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner jauh lebih kompleks dibanding sekedar menurunkan kadar kolesterol dan trigliserid.
            Upaya-upaya pencegahan tersebut meliputi:
(1) pengobatan hipertensi dan kencing manis,
(2) berhenti merokok,
(3) menurunkan berat badan bagi yang kelebihan,
(4) olah raga secara teratur,menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserid, 
(5) meningkatkan kadar kolesterol HDL.
            Selain usaha-usaha tersebut, pemberian obat anti-pembekuan darah (mengencer darah), antioksidan, asam folat dan vitamin B, serta obat golongan ace-inhibitor dipercaya bermanfaat mencegah aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Untuk terakhir kalinya dalam tulisan ini, saya menganjurkan para pembaca berkonsultasi dengan dokter ahli penyakit dalam dan jantung untuk memperoleh obat-obat tersebut.

--oo00oo--
Ns: dr. Bambang Kisworo, SpOT., FAAOS., FICS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar